1. Curug Cipinaha
Curug Cipinaha mulai mendapat perhatian pengunjung
yang umumnya berkendaraan motor. Curug ini
relatif mudah dijangkau dengan berkendaraan motor. Sedangkan apabila menggunakan menggunakan
mobil, kita harus menitipkan di halaman warung yang berada tepat menjelang
jalan turunan. Kita bisa menggunakan jasa ojek, dengan tarif Rp. 10.000. Kalau
tidak kita harus berjalan sejauh 2 km dengan jalan ekstrim menurun, lumayan
nanti pulangnya akan sangat menguras tenaga.
Jalan ke arah curug seperti disampaikan di awal kita
harus menggunakan motor hingga tiba di tempat parkir yang disediakan penduduk. Ongkos
parkir motor Rp. 5.000, sedangkan parkir mobil di depan warung, di sebelah atas
belum ada biaya parkir (atau mungkin bisa diganti dengan membeli dagangan
mereka). Di depan tempat parkir motor kita disuguhi pemandangan indah berupa
sawah yang bertingkat – tingkat dan tentunya udara sejuk dingin. Selanjutnya
kita berjalan kaki sedikit ke jembatan dan turun ke kali atau sungai kecil. Kita
bisa saja melewati pematang sawah tetapi itu akan memakan waktu dan tentunya
berpotensi merusak pematang terutama musim hujan.
Jalan mengikuti aliran sungai ke arah hulu dan
kemudian naik ke tanah. Tidak begitu jauh. Akhirnya sampai di bagian awal curug
berupa daerah berbatuan yang dialiri air dari arah curug dan tentunya kita
langsung menyaksikan megahnya Curug Cipinaha itu. Akan terlihat juga banyak
pengunjung terutama hari libur. Ya, curug ini sudah menjadi daya tarik
tersendiri karena cukup tinggi dan deras serta dapat bermain di kolamnya.
Di lokasi curug terdapat kolam 2 tingkat. Tingkat
pertama yang paling luas dan dialiri jatuhan air curug dari kolam pertama. Di
kola ini kita dapat berendam atau berenang karena cukup luas. Ada bagian yang
cukup dalam yaitu sekitar 1,5 m sehingga harus hati – hati. Tentunya karena di
daerah pegunungan menyebabkan suhu air menjadi dingin sekali. Satu lagi kolam
berada di atas kolam pertama yang merupakan cekungan tempat menampung jatuhnya
air curug besar. Kolamnya agak sempit jadi hanya bisa berendam saja dan hindari
tempat jatuhnya air curug karena akan mengena badan kita cukup keras. Tidak ada
akses ke sana kecuali harus merayap di dinding berbatu dengan tinggi sekitar 1
m yang lumayan licin. Berbahaya bagi yang tidak biasa memanjat tebing. Dan
nanti untuk turun tiada lain kecuali terjun ke kolam. Nikmati sensasinya
Di sekitar curug sudah dibuatkan jalan setapak oleh
penduduk menuju tempat curug. Terdapat juga 2 warung di sekitarnya. Sayang,
pengunjung melupakan kebersihan sehingga banyak sampah berserakan baik di jalan
maupun di aliran curug. Kebiasaan makan dan minum di dalam kolam curug harusnya
dihindari. Sekali lagi penulis selalu mengingatkan untuk tidak membuang sampah
sembarangan dan sebaiknya gunakan seminimal mungkin sampah plastik.
2. Curug Cinunjang – Curing Kancil – Curing Jawa
Lokasi Curug ini berada dalam satu kecamatan dengan
Curug Sawer dan Curing Aboh dari Tasikmalaya, yaitu Kecamatan Jatiwaras,
sekitar 1 jam dari Tasikmalaya. Rute yang bisa di ambil ada dua arah yaitu : 1.
Dari jalan arah Salopa yang berupa jalan aspal bagus hingga simpang jalan yang
dikenal dengan pangkalan ojek Pasir Gintung yang menuju ke Jatiwaras
2. Rute lainnya adalah masuk dari daerah Cibalong
kemudian belok kiri ke arah Bantar Payung hingga melintasi jembatan gantung di
atas aliran sungai Ciwulan. Setelah itu kita menemukan jalan hotmiks hingga
simpang menuju kampung Cinunjang dan berlanjut dengan jalan aspal berbatu.
Letak Curug Cinunjang adalah di Dusun Cinunjang, Desa
Mandala Mekar, Kecamatan Jatiwaras. Apabila telah sampai di daerah Cinunjang,
kita menuju ke sebuah warung yang lumayan besar untuk menitipkan kendaraan. Perjalanan
di lanjutkan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak dan jalan pematang
sawah serta ladang menuju daerah semak belukar. Disamping itu kita juga sedikit
menyisir pinggir jurang yang membutuhkan konsentrasi. Tepatnya letak lokasi
curug lebih baik sambil tanya penduduk karena tidak ada jalur khusus ke curug.
Meskipun demikian jalan menuju curug tidak seberapa jauh kurang dari 1 km.
Sampailah kita di Curug Cinunjang yang berada di
sekitar pepohonan dan belukar. Cukup asri dan rindang. Curug Cinunjang ini mempunyai ketinggian sekitar 40 meter dengan
aliran air yang jernih dan lumayan deras. Kita dapat bermain air di kolam
tempat jatuhnya air. Posisi jatuhnya air agak melebar tidak terkonsentrasi pada
satu tempat sehingga lebih seperti saweran air meskipun dengan jumlah yang agak
deras.
Di sekitar curug terdapat banyak batu-batu besar yang
berserakan di aliran sungai. Beberapa batuan merupakan batu alam yang cukup bernilai
untuk dijadikan batu hiasan. Perlu waspada terhadap cuaca. Apabia mendung tebal
dan akan turun hujan lebat sebaiknya segera berkemas karena kalau kita lihat
kondisi tebingnya rawan longsor. Kondisi air pada saat musim kemarau mengalir
sedikit bahkan cenderung kering, meskipun itu tidak mengurangi keindahan dari
curug Cinunjang ini.
Bila ada anak – anak bolang (sebutan untuk anak –
anak penduduk setempat yang suka main di alam bebas) kita bisa minta antar ke Curug
Jawa. Hal tersebut karena jalan menuju kesana harus melalui sungai, semak
belukar yang tak mungkin dikenali oleh bukan orang setempat. Belum lagi kalau
kita pulang bisa – bisa tersasar. Dan yang paling penting adalah daearah cukup
bahaya dengan tebing dan batuan yang licin.
Di perjalanan menuju Curug Jawa kita terlebih dahulu
menemukan curug kecil yang oleh penduduk setempat dinamakan Curug Kancil.
Meskipun pendek tetapi aliran airnya (yang berasal dari aliran Curug
Cinunjang)lumayan deras. Letaknya yang berada di antara batuan dan semak belukar
memberi kesan liar. Curug ini berada di pertengahan jalan menuju Curug Jawa.
Oleh karena itu lebih baik simpan waktu jangan dulu bermain air disini meskpun
aliran airnya sangat menggoda.
Perjalanan menuju Curug Jawa cukup melelahkan karena
harus menyusuri melewati daerah semak belukar lalu sungai yang menurun dan
licin, agak berbahaya. Kurang lebih memakan waktu kurang dari 1 jam, tetapi
waktu pulang akan lebih lama karena harus merangkak naik dari daerah batuan di
aliran sungai. Sekali lagi perhatikan cuaca, karena apabila turun hujan deras
lebih baik urungkan niat kesana.
Sampai di Curug Jawa kita benar – benar puas. Ya,
puas karena petualangannya juga keindahan curug serta segarnya air. Tidak
begitu tinggi, masih di bawah Curug Cinunjang, mungkin sekitar 30 m. Entah
kenapa disebut Curug Jawa, tak ada yang bisa menjawab. Mungkin ditemukan oleh
orang Jawa.
3. Curug Manakara
Curug Manakara disebut juga Curug Cibarulak karena
berada di dusun Cibarulak. Kampung atau dusun Cibarulak terletak di Desa
Mekarjaya, Kecamatan Sukaraja. Letak desa tersebut dijangkau dari arah
Tasikmalaya atau Kawalu terdapat simpang jalan menuju Cibalanarik. Kemudian masuk
ke jalan menuju Desa Cijoho atau bisa juga dari arah Desa Galumpit ke arah desa
Mekarjaya. Akses jalan dari daerah Galumpit menuju dusun Cibarulak sekitar 7 km
dengan jalan aspal sekitar 1 Km dan di lanjutkan dengan jalan aspal rusak
bercampur batuan, dan terakhir mendekati lokasi curug di daerah perkebunan
karet disambung dengan jalan beton.
Di sekitar jalan Desa Cijoho berupa campuran kebun
dan hutan sejenis milik penduduk, tanah pertanian dan daerah berbatuan. Pemandangan
indah dari atas ketinggian puncak bukit di jalan menuju lokasi semakin menambah
semangat. Setelah masuk ke wilayah Desa Mekarjaya tidak lama kita akan
menjumpai papan petunjuk kecil yang menunjukkan arah kampung Cibarulak. Selanjutnya
kita memasuki wilayah perkebunan karet PT GUNUNG. Jalan di perkebunan lumayan
terawat baik meskipun berupa jalan beton.
Kurang lebih jalan di kebun karet sekitar 300 meter kita akan menemukan simpang jalan dan ambil arah kanan. Tidak jauh dari sana persimpangan, di sebelah kiri kita akan melihat Curug Manakara. Sayang waktu berkunjung kesini air yang menuju curug dibendung dan dialihkan ke daerah kampung. Oleh karena itu untuk menikmati curug ini dengan debit air yang besar harus berada di tengah – tengah musim penghujan. Di bawah curug terdapat kolam untuk berenang yang tidak terlalu dalam.
Kurang lebih jalan di kebun karet sekitar 300 meter kita akan menemukan simpang jalan dan ambil arah kanan. Tidak jauh dari sana persimpangan, di sebelah kiri kita akan melihat Curug Manakara. Sayang waktu berkunjung kesini air yang menuju curug dibendung dan dialihkan ke daerah kampung. Oleh karena itu untuk menikmati curug ini dengan debit air yang besar harus berada di tengah – tengah musim penghujan. Di bawah curug terdapat kolam untuk berenang yang tidak terlalu dalam.
4. Curug Ciwatin
Curug Ciwatin merupakan rangkaian terakhir dari Curug
Cikoja dan Curug Cibakom dan aliran airnya akan bermuara di sungai Ciwulan yang
letaknya tidak jauh. Letak Curug Ciwatin adalah di kampung Nusawangi, Desa Linggalaksana,
Kecamatan Cikatomas.
Untuk menuju curug ini sangat mudah, yaitu dari masjid atau alun-alun Cikatomas lalu belok kanan. Kondisi jalan cukup bagus berupa aspal. Perjalanan kurang lebih 6 km dari simpang, terus saja dengan beberaka kali kelokan hingga kita bertemu dengan simpang menuju jembatan Parung Mandala. Kita tetap terus hingga bertemu dengan jembatan yang di bawahnya adalah aliran sungai dari curug menuju Sungai Ciwulan. Dari jembatan sudah bisa terlihat Curug Ciwatin. Kita tinggal turun ke sungai yang penuh dengan batuan sedang hingga besar dan hanya sedikit trekking yaitu kurang dari 5 menit untuk sampai ke tujuan. Ketinggian curug ini hanya sekitar 10 m saja. Di bawahnya terdapat kolam besar dapat digunakan untuk berenang dan bermain air dengan kedalaman sekitar 1 meter. Airnya curug sangat jernih sehingga sangat nikmat main air disana. Apabila kondisi air sedang banyak, curahan air dari atas tebing akan menambah sensasi berenang di sana.
Untuk menuju curug ini sangat mudah, yaitu dari masjid atau alun-alun Cikatomas lalu belok kanan. Kondisi jalan cukup bagus berupa aspal. Perjalanan kurang lebih 6 km dari simpang, terus saja dengan beberaka kali kelokan hingga kita bertemu dengan simpang menuju jembatan Parung Mandala. Kita tetap terus hingga bertemu dengan jembatan yang di bawahnya adalah aliran sungai dari curug menuju Sungai Ciwulan. Dari jembatan sudah bisa terlihat Curug Ciwatin. Kita tinggal turun ke sungai yang penuh dengan batuan sedang hingga besar dan hanya sedikit trekking yaitu kurang dari 5 menit untuk sampai ke tujuan. Ketinggian curug ini hanya sekitar 10 m saja. Di bawahnya terdapat kolam besar dapat digunakan untuk berenang dan bermain air dengan kedalaman sekitar 1 meter. Airnya curug sangat jernih sehingga sangat nikmat main air disana. Apabila kondisi air sedang banyak, curahan air dari atas tebing akan menambah sensasi berenang di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar