1.
Curug Cibolang (Curug Tujuh)
Nama Curug
Tujuh merujuk pada jumlah curug sebanyak 7 yang tersebar di lokasi wana wisata
Cibolang. Tempat ini juga disebut bumi perkemahan Cibolang. Letak lokasi wisata
ini berada di Desa Sanding Taman, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis. Untuk
memasuki lokasi ini adalah dengan mengambil jalan Panjalu – Cirebon. Jalan
masuk ke lokasi ditandai dengan plang seng yang sudah kusam . Selanjutnya jalan
menuju curug sempit dan menanjak. Tanjakan jalan cukup curam dengan kondisi
aspal kurang baik. Oleh karena itu sangat disarankan menggunakan kendaraan yang
sehat dan cukup kuat menanjak.
Akhir
perjalanan menggunakan kendaraan roda 4 adalah tempat parkir yang kurang luas
dan kedai – kedai minuman yang menjual makanan rigan dan minuman. Kendaraan
roda 2 masih dapat dikendarai hingga pintu gerbang. Sedangkan pengguna roda 4
harus berjalan kurang lebih 600 m dari tempat parkir ke pintu gerbang. Tidak
terlalu penat apalagi di sebelah kanan kita disuguhi pemandangan indah berupa
sawah, ladang dan kebun campuran yang terhampar di lembah dan bukit.
Di pintu
gerbang seperti biasa kita harus membeli karcis untuk orang dewasa dan anak –
anak. Setelah pintu gerbang kita mulai menapaki jalan setapak yang cukup
tertata menuju bumi perkemahan. Medan perjalanan masih landai sehingga belum
menguras tenaha. Setelah 500 m kita akan menjumpai tempat perkemahan atau bumi perkemahan. Capek dan
haus ? Jangan khawatir karena kita menjumpai warung dan beberapa tempat duduk.
Sebaiknya memang kita harus beristirahatkan untuk memulihkan tenaga karena
perjalanan selanjutnya medannya curam dan cukup jauh. Apalagi yang berniat
menaklukkan ke tujuh curug yang letaknya berjauhan dan beberapa di antaranya
belum ada trek jalan sehingga akan menyulitkan dan menyita waktu.
Sesuai dengan
urutannya tentu curug yang mudah dijumpai adalah curug 1 (satu). Jarak
perjalanan dari bumi perkemahan ke curug satu kurang lebih 500 meter dengan
jalan yang menanjak cukup tinggi dan berliku. Lumayan melelahkan tapi
menyehatkan karena kita sambil menghirup udara segar nan sejuk. Sangat cocok
yang ingin menguruskan badan. Kalaupun kita ingin istirahat, di beberapa tempat
terdapat warung minuman.
Curug pertama
mempunyai ketinggian sekitar 50 m dengan 2 tingkat dan air yang tercurah cukup
deras membuat tampak indah dilihat. Air jatuh pada kolam yang cukup dangkal
sehingga pengunjung banyak yang bermain – main disana. Rasakan kesegaran air
terjun yang lumayan dingin jatuh ke tubuh kita. Benar – benar sensasi kesegaran
yang tidak didapatkan bagi yang tinggal di perkotaan. Pada musim kemarau debit
air berkurang drastis sehngga terasa kurang puas untuk bermain air.
2.
Curug Cipataunan
Tidak banyak orang tahu bahwa di
perbatasan Kabupaten Ciamis dengan Kabupaten Pangandaran terdapat curug yang
cukup memikat. Terletak di Desa Ciampanan , Kecamatan Cidolok, Kabupaten
Ciamis. Curug Cipataunan belum mendapat sentuhan infrastruktur yang memadai.
Untuk menuju kesana bisa ditempuh melalui jalur Cineam – Cidolok – Cimaragas. Setiba di Desa Ciampanan akan kita jumpai
plang sederhana yang menunjukkan arah letak curug. Jalan dari simpang Desa Ciampanan
menyempit berupa jalan semen.
Kendaraan roda 4 masih dapat
memasuki jalan desa hingga jalan buntu. Meskipun motor masih bisa jalan lebih
jauh lagi tetapi sebaiknya demi keamanan kita titipkan di rumah penduduk.
Selanjutnya kita berjalan kaki melalui lahan pertanian penduduk. Sama sekali
tidak ada petunjuk letak lokasi curug selain kita harus bertanya pada penduduk.
Bagian terakhir yang harus dilalui
adalah kebun salak. Untuk itu kita harus ekstra hati – hati karena lereng tanah
yang menurun sementara di sekililing kita adalah pohon salak yang banyak duri.
Dari kejauhan diantara kerimbunan pohon kita melihat Curug Cipataunan yang
cukup deras.
Jarak dari tempat penitipan ke
lokasi curug sekitar 1,5 Km dengan medan dari landai hingga cukup curam
menjelang dekat lokasi curug. Dibandingkan dengan curug lainnya yang berada di
pedalaman, lokasi Curug Cipataunan masih tergolong standar sehingga masih bisa
dijalani oleh rombongan keluarga. Sedangkan pemandangan sekitarnya hanya berupa
kebun penduduk yang didominasi oleh kebun salak.
Curug Cipataunan sesungguhnya
terbagi menjadi 2 bagian yang jaraknya berdekatan. Satu curug warna airnya
keruh karena erosi tanah sedangkan satu lagi cukup jernih. Ketinggian curug
sekitar 60 m. Aliran curug yang jernih lebih deras dan jatuh ke sebuah tonjolan
batu besar kemudian jatuh ke dasar curug. Sedangkan aliran curug yang keruh
langsung jatuh dari ketinggiannya. Di
bagian curug yang jernih kita dapat bermain – main air dan mandi. Hanya sayang
daerah sekitar curug bercampur lumpur sehingga kaki akan kotor setelah mandi.
Apabila kita hendak ke curug ini
pengunjung sebaiknya menggunakan sandal gunung karena medannya yang harus
melalui kebun salak yang menurun dan menjelang lokasi curug banyak lumpur.
Selebihya nikmati perjalanan yang cukup melelahkan dan air terjun menjadi
jawaban atas kelelahan kita tersebut.
3.
Curug
Bilik
Dibandingkan dengan curug lainnya
Curug Bilik adalah yang paling mudah dijangkau karena langsung berada di bawah
jembatan jalan umum. Dari sisi jalan kita juga sudah dapat menikmati
pemandangannya. Hanya sayang karena dekat dengan pemukiman kejernihan airnya
kurang bagus.
Lokasi Curug Bilik berada di
Desa....., Kecamatan Langkaplancar, Kabupaten Pangandaran. Untuk mencapai
lokasi tersebut dapat melalui 3 jalur yaitu jalur Salopa, jalur Pamarican dan
jalur Cineam. Jalur Salopa – Langkaplancar memakan waktu 1,5 jam sedangkan
jalur Pamarican – Langkaplancar sekitar 2 jam, meskipun demikian kedua jalur
tersebut kondisi jalan aspalnya relatif baik. Sedangkan jalur Cineam – Langkaplancar
dapat ditempuh dalam waktu 45 menit. Hanya saja jalannya relatif buruk dan
setelah berada di Kecamatan Cineam sudah bagus. Pada musim hujan tidak dapat
dilewati oleh kendaraan roda 4 standar, harus yang memiliki spesifikasi off-road.
Dinamakan Curug Bilik kemungkinan
karena bentuk aliran air yang jatuh pada batuan seperti bentuk gubuk (bilik :
bahasa sunda). Keunikan tersebut apabila kita melihat dari jarak dekat.
Sebenarnya susunan batu – batu besar yang mengarahkan aliran air curug menjadi
berbelok memberikan pemandangan yang cukup indah. Tetapi karena sampah domestik
dan lumpur sekitar tempat jatuhnya curug akan memberikan kesan jorok. Meskipun
demikian cukup banyak anak – anak yang bermain – main di curug dan sekitarnya.
Di pinggir jalan dekat jembatan
terdapat saung. Kita dapat menikmati pemandangan curug sambil menyeruput kopi
atau makan kudapan ringan. Udara di lokasi curug cenderung hangat karena sudah
ketinggian tempatnya sudah agak rendah tetapi masih tetap segar karena suasana
pedesaan yang masih kental.
Di sebelah depan curug terdapat
kelompok batuan besar. Kalau kita berdiri di batuan besar kita dapat melihat pemandangan
sawah dan curug. Kita bisa memandang lepas ke kedua pemandangan tersebut dan
menikmati sensasi berada di atas batu besar. Saat berada di batu besar tersebut
akan memberikan suasana jiwa yang tenang sambil mengagumi ciptaan Tuhan yang
demikian indah.
4.
Curug
Muarajaya
Curug
Muarajaya merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) yang
terletak di Desa Argamukti, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka. Akses
menuju lokasi berada di jalan utama Cikijing – Majalengka. Jalan masuk dari
jalan raya adalah setelah pusat kecamatan Argapura dan sebelum pusat Kecamatan
Maja. Arah masuk jalan ke curug ditandai plang kecil. Selanjutnya kita masuk ke
jalan lokal dengan kondisi aspal cukup baik namun lebar jalan pas dua mobil
berpapasan. Tidak lama masuk ke jalan menuju curug arah jalan mulai mendaki
dengan kemiringan agak curam. Untuk masuk lebih jauh kondisi kendaraan harus
benar – benar sehat karena medan jalan yang curam, berkelok dan sempit.
Ketinggian
tempat curug ini terbilang tinggi yaitu di atas 1.000 m. Kabut sering turun di
perjalanan menuju curug tepatnya di wilayah areal tanaman sayur – sayuran.
Dinginnya udara sangat menusuk sepanjang jalan mendaki sebelum lokasi
curug. Sementara pemandangan berupa
kebun hortikultura terutama sayuran terhampar dengan bentuk lahan yang
bertingkat. Pemandangan serupa mirip dengan di wilayah Lembang dan Cipanas
Cianjur.
Ketika
sampai di wilayah pemukiman kita harus banyak bertanya lokasi curug karena
minimnya penunjuk jalan. Lokasi curug sudah merupakan tempat wisata milik Pemerintah
Kabupaten Majalengka bahkan sudah bersertipikat yang dinamakan Wisata Alam
Curug Muarajaya. Tempat wisata tersebut sudah cukup tertata. Pertama – tama
kita jumpai lahan parkir mobil dan sederet warung. Untuk motor bisa dibawa
masuk ke dalam gerbang pertama dan disediakan lahan parkir. Selanjutnya
pengunjung hanya diperbolehkan jalan kaki melalui jalan tangga menurun yang
terbuat dari semen dan jalan dari paving block di daerah datar. Kanan kiri
jalan adalah tanah pertanian sayuran. Di sebelah kanan ada bukit batu besar
sangat bagus untuk latar belakang pengambilan foto.
Perjalanan
di jalur pejalan kaki ini berakhir pada suatu rest area. Di tempat ini
pengunjung sebaiknya beristirahat sejenak karena berikutnya jalan akan menurun
dengan arah yang curam dan banyak anak tangga sekitar 500 anak tangga sehingga
sangat melelahkan. Di ketinggian awal perjalanan sebenarnya dapat melihat curug
dari kejauhan. Dilihat dari kejauhan kita dapat memperkirakan Curug Muarajaya cukup
tinggi dan mempunyai debit air yang deras. Perjalanan menurun kemudian dimulai
dan sebaiknya tidak perlu bernafsu turun kecuali yang sudah terbiasa. Apabila
turun saja sudah melelahkan apalagi kalau naik nanti. Tetapi demi curug yang
menggoda dan menakjubkan kita jalani perjalanan yang melelahkan itu.
Sampailah
akhirnya di lokasi curug. Curug Muarajaya terbagi menjadi 2 bagian yaitu bagian
utama dan bagian anak curug. Curug utama tentunya Curug Muarajaya itu sendirin
dengan ketinggian sekitar 80 m. Sedangkan untuk bagian anak curug adalah bagian
aliran air curug yang berundak hingga kolam curug. Untuk menikmatinya antara
bagian curug tersebut dihubungkan dengan jalan tangga. Penataan tangga cukup
bagus sehingga sangat cocok untuk
berfoto – foto di tangga atau untuk mengambil gambar curug. Khusus jalan tangga
ke curug utama agak tinggi dan sempit disamping karena cipratan air curug
menjadikan lantai anak tinggi agak licin.
Air curug
sangat jernih lumayan dingin. Pengunjung bisa bermain – main air di sekitar
curug. Untuk anak – anak sebaiknya bermain – main di sekitar kolam anak curug.
Sedangkan di kolam curug utama lebih
sempit dan licin. Apabila tidak hati – hati bisa jatuh ke turunan aliran curug
yang berbatuan. Disamping itu agar dihindari jatuhan air yang cukup deras
langsung ke kepala. Secara keseluruhan nikmatilah keindahan pemandangan curug,
kesegaran air curug dan kesejukan udara sekitar curug. Itu semua adalah harga
yang pantas untuk rasa lelah ketika menaiki tangga ke atas.
5.
Curug
Cilutung
Lokasi
Curug Muarajaya berada di wilayah Desa Campaga, Kecamatan Talaga, Kabupaten
Majalengka. Akses menuju lokasi curug adalah berada pada jalur Cikijing –
Majalengka tepatnya berada di jantung Kecamatan Talaga. Untuk menuju lokasi
curug dimulai dari tugu di pusat Kecamatan Talaga dan mengambil jalan ke arah
Baturajeg. Kurang lebih 2 Km dari tugu akan sampai jalan menuju Desa Campaga.
Jalan menuju Desa Campaga sempit meskipun kualitas jalan masih cukup baik. Arah
lokasi curug adalah sama dengan lokasi PLTM (Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro) yang sudah tidak berfungsi lagi.
Tidak ada
petunjuk sehingga hanya bermodalkan keterangan dari penduduk setempat. Untung
saja letak curug tidak jauh dari jalan sehingga bisa ditelusuri dari sumber
suara. Dari pekarangan rumah penduduk masuk lebih ke dalam hingga menemukan
saluran irigasi. Selanjutnya hanya sedikit jalan dari saluran irigasi sampailah
pada Sungai Cilutung. Sungai tersebut tidak jauh mengalir mendatar karena
kemudian jatuh turun ke bawah berupa Curug Cilutung. Apabila musim hujan aliran
sungai cukup deras sehingga berbahaya untuk menyusuri sungai. Sedangkan pada
awal musim kemarau kita dapat menyusuri sungai di antara batu – batuan besar
lalu ke curug.
Curug
Cilutung tidak terlalu tinggi, hanya kurang lebih 40 m. Meskipun demikian air
yang mengalir sangat deras. Tidak heran aliran Sungai Cilutung sempat
dimanfaatkan untuk sumber pembangkit tenaga listrik. Air curug lumayan jernih
sehingga cukup segar bermain – main di sekitar curug. Aliran air yang jatuh sangat
memikat karena tidak lurus jatuh tetapi terpecah melalui 2 jalan batuan besar
sehingga terdapat 3 aliran curug yang jatuh.
Sebenarnya
selain dari Sungai Cilutung, pemandangan curug dapat dinikmati dari arah bawah
yang dijangkau melalui persawahan. Sedangkan saat musim kemarau kita dapat
menuruni batuan besar yang cukup tinggi dan curam. Hanya untuk melakukan ini
perlu nyali karena sulit dan berbahaya. Sekali lagi ini dapat dilakukan hanya
pada musim kering, sedangkan pada musim hujan dengan aliran air yang
menggenangi batuan dan pasti akan licin. Apabila terjatuh berakibat sangat
fatal karena langsung jatuh di atas batuan besar.
Aliran air
dari Curug Cilutung kemudian mengalir terus ke bawah dan jatuh kembali sebagai
Curug Cilutung II. Namun curug ini sulit dijangkau karena medannya berupa
batuan terjal dan jurang dalam. Untuk melihat curug ini dari kejauhan harus
menempuh jalan memutar yang jauh dan melewati tanah pertanian. Keunikan Curug
Cilutung adalah terdiri dari 2 tingkat yang masing - masing curug berjauhan.
Sementara sekitar curug adalah tanah sawah pertanian dengan bentuk bertingkat.
Keseluruhan rangkaian curug dan alam sekitarnya memberikan pemandangan yang
indah.
Meskipun
dekat dengan pemukiman penduduk, namun udara sekitar Curug Cilutung masih
terasa segar dan sejuk. Fasilitas penunjang rekreasi tidak ada sehingga
pengunjung sebaiknya membawa bekal sendiri. Harus diingat jangan sekali – kali
membuang sampah sembarangan karena lingkungan masih cukup asri.
6.
Curug
Cilember
Puncak
tidak hanya memiliki obyek wisata terkenal berupa pemandangan kebun teh tetapi
juga obyek alam seperti telaga dan curug. Salah satu curug yang perlu
dikunjungi adalah Curug Cilember. Curug ini berlokasi di Cisarua. Akses masuk
dapat melalui jalan lokal dekat Taman Matahari atau jalan menuju ke suatu
majelis taklim terkenal di Cisarua. Secara administratif Curug Cilember berada
di Desa Jogjogan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.
Jalan
menuju curug merupakan jalan aspal dalam kondisi lumayan baik hanya saja cukup
sempit pas untuk 2 mobil berpapasan. Kanan kiri jalan sebagian merupakan
perkampungan padat, villa dan tanah pertanian. Pada saat melewati perkampungan
laju kendaraan agak tersendat karena aktivitas masyarakat yang lalu lalang. Ketika memasuki kawasan wisata
kendaraan roda 4 maupun roda 2 diarahkan ke tempat parkir masing – masing.
Pengelolaan parkir dilakukan oleh masyarakat setempat. Khusus untuk kendaraan
roda 2 disediakan juga tempat penitipan helm.
Kawasan
Wana Wisata Curug Cilember dikelola oleh PT. Perhutani. Sebelum masuk ke
dalam lokasi wisata pengunjung harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 10.000.
Di halaman depan setelah pintu masuk terdapat papan petunjuk lokasi dan taman
hias dengan berbagai jenis tanaman hias lokal.
Di dalam
wana wisata itu terdapat areal
hutan dengan berbagai jenis tumbuhan dengan pohon pinus yang dominan. Lokasi
curug berada di dalam areal hutan dengan kondisi medan yang curam menanjak. Selain itu, di dalam kawasan wisata terdapat taman kupu – kupu dan
tempat istirahat dengan warung makan dan kios cindera mata.
Curug
Cilember itu sendiri sebenarnya merupakan sebutan untuk rangkaian 7 curug.
Curug terbawah yang merupakan paling ramai dikunjungi adalah curug ke 7.
Selanjutnya curug terdekat adalah curug ke 5, sedangkan curug ke 6 sulit
dijangkau. Meskipun demikian jalan menuju curug ke 5 cukup terjal dan berjarak
± 1,5 Km sehingga lumayan melelahkan.
Curug ke 5 cukup baik untuk tempat bermain – main. Pemandangan curug dan alam
sekitarnya cukup indah sehingga di curug ke 5 ini pengunjung benar – benar puas
menikmatinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar